Kamis, 06 Oktober 2011

Pengertian dan Ragam Puisi

Pengertian dan Ragam Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, pocima `membuat` atau poesis `Pembuatan` , dan dalam bahasa inggris disebut poem atau poetry. 
Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisipada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. (Aminudin, 1987, 134) Dengan mengutip pendapat Mc Caulay, Hondson mengungkapkan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi. Menurut para ahli, Puisi adalah bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khas (Slamet Mulyana). (Aminudin, 1987, 134) Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. (james Reeves). Puisi adalah pengucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalama intelektualyang bersifat imajinatif dan emosional. (Clive Sanson). Puisi adalah bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan. (Herbert Spencer). Puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal pada emosi yang berpadu kembali dalam kedalaman. (Samuel Johnson). Puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling menyenangkan. (P.B. Shelley). (Maryani, dkk, 261:262) Puisi adalah ungkapan pikiran yang berifat musical. (Thomas Caryley). Jadi puisi adalah suatu karya sastra yang karangan dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dirumuskan cirri-ciri puisi, yaitu sebagai berikut. 
1. Dalam puisi terdapat pengonsetrasian atau pemadatan segala unsur kekuatan bahasa. 
2. Dalam penyusunannya, unsure-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
3. Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan pengalamannya dan bersifat imajinatif. 4. Bahasa yang digunakan bersifat konotatif. 
5. puisi dibentuk oleh Struktur fisik (Tipografi, diksi, majas, ritma dan irama) serta struktur batin (makna, tema, puisi). (Maryani, dkk, 261:262) 
Struktur Puisi 
1. Struktur fisik, meliputi hal-hal berikut. 
a. Diksi (pemilihan kata). Untuk menyatakan kemuraman, misalnya, Chairil Anwar dalam puisinya yang berjudul “Senja di Pelabuhan Kecil,” menggunakan kata-kata seperti tidak berlaut, gerimis, kelam dan murah. 
b. Majas memiliki pengaruh yang kuat dalam menghasilkan imajinasi tambahan dalam puisi. 
c. Rima / irama adalah pengulangan bunyi puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan irama inilah, efek bunyi makna yang dikehendaki penyair semakin indah dan makna yang ditumbuhkannyapun kuat. d. Tipografi (tata wajah) merupakan pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak dibentuk dalam paragraph, namun berbentuk bait. Dalam puisi-puisi kontepore,r seperti karya-karya Calzoum Bachri, tipografi dipandang begitu pentingsehingga menggeser kedudukan makna kata-kata. (Maryani, dkk, 262:263) 

2. Struktur batin, meliputi hal-hal berikut.
a. makna dan tema Dalam puisi, kata-kata dan satuan bahasa lainnya mengandung makna tambahan (konotatif). Kata-kata tidak tunduk pada aturan kelogisan sebuah kalimat, namun tunduk pada ritma larik puisi. Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Gagasan pokok tersebut dan dapat kita ketahui setelah kita dapat memaknai puisi yang bersangkutan secara keseluruhan. 
b. Perasaan (feeling) Dalam penciptaan puisinya, suasana perasaan penyiar ikut dikspresikan. Perasaan tersebut yang berupa simpayi dan antipati, senang dan tidak senang , benci, rindu, dan sebagainya.
c. Nada dan suasana Dalam puisinya, penyair mempunyai sikap tertentu terhaadap pembaca. Apakah dia ingin mempengaruhi, menasihati, mengejek atau menyindir. Sikap penyair pada pembacanya itu disebut puisi. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi dapat menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Misalnya, nada duka yang diciptakan penyair dapat menumbuhkan suasana iba bagi pembacanya. 
d. Amanat Amanat yang hendak disampaikanpenyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi yang kita baca. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat terisirat di balik kata-kata atau tema yang diungkapkan. (Maryani, dkk, 262:263) 

Ditinjau dari bentuk maupun isinya, ragam puisi itu bermacam-macam. Ragam puisi itu sedikitnya akan dibedakan antara: 
1. Puisi epik, yakni suatu puisi yang didalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlaeanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah. Puisi epik dibedakan antara folk epic, yakni bila nilai akhir puisi itu untuk dinyanyikan, dan literary epic, yakni bila nilai akhir puisi itu untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.
2. Puisi naratif, suatu puisi yang didalamnya mengandung cerita, dengan pelaku, perwatakan setting maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjadi suatu cerita. Termasuk dalam jenis puisi naratif ini adalah apa yang biasa disebut dengan balada, yang dibedakan anatara folk ballad, dengan literary balad , sebagai suatu ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya , kecemburuan, kedengkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangan. Jenis puisi lain yang termasuk dalampuisi naratif adalah poetic lale sebagai puisi yang berisi dongeng-dongeng rakyat. 
3. Puisi lirik, yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khzanah sastra modern di Indonesia seperti tampak dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djokodamono, Goenawan Mohamad dan lai-lain. 
4. Puisi dramatik, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan prilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog. 
5. Puisi didaktik, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya tertampil eksplisit.
6. Puisi satiric, yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidak beresan kehidupan satu kelompok maupun suatu masyarakat. 
7. Romance, yakni puisi yang berisi luapan-rasa cinta seseorang terhadap kekasih.
8. Elegi, yakni puisi yang mengungkapkan rasa pedih seseorang. 
9. Ode, yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun sikap kepahlawanan. 10. Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa ataupun tanah air. . (Aminudin, 1987, 134:135)

Tidak ada komentar: