Pelataran
bambu itu terdengar lantunan angin malam nan melengkapi lamunanku akan
mimpi di pucuk malam, seraut wajah menyapaku dalam malam. Senyum
manisnya menamparku, tak terasa linangan air mata menetes tak menentu.
Seraut wajah mendekapku dalam imaji, kahangatan mimpi seakan nyata.
Oh!
aku tak mau bangun dari mimpi, walaupun terpaksa bangun akan kujadikan
asa. Aku tak mau diperkosa imaji, tapi aku mau bersetubuh dengan imaji
supaya seraut wajah penuh misteri ikut merasakannya juga.
Seraut wajah penuh misteri selalu datang tiap hembusan nafasku,
Seraut waja penuh misteri selalu mengajar imaji.
Seraut wajah penuh misteri selalu kembali walaupun dia berlari tuk pergi.
Seraut wajah penuh misteri kau paling hobi berteka teki.
Nyanyian malam dengan gemerlap mega-mega mengundang irama keindahan,
Gundah sirna, asa pun bangkit.
Seraut wajah penuh misteri aku selalu menanti, tapi tak mau dalam mimpi.
Menjelmalah kau jadi bidadari ku.
Binuangeun, 26 Januari 2011
oleh
Fadri Irman pada 26 Januari 2011