Senin, 21 November 2011

Resah dalam kenikmatan



kiri kanan larak lirik
komat kamit jerat jerit
ah!
resah dalam kenikmatan.
irama rintihan memancarkan hasrat!
surga neraka!
surga neraka!
surga neraka!
surga neraka!
ah!
masa bodoh!
nikmati saja!

Rangkasbitung, 6 Februari 2011

Fadri Irman

Nyambut Paeh

Nyambut Paeh

oleh Fadri Irman pada 14 Maret 2011 
 
"mun aing nyaho rek paeh aing hayang diramekeun kupangajian, jadi ainggeh sabari nungguan aing rek paeh sabari ngadangukeun pangajian."
"aya naon eta diya?"
"Aing ngimpi, tina impianna aing rek paeh, geus kitu di imah aing rame nukeur ngarajikeun aing"
"terus dia parcaya kana impian?"
"aing hayang paehna siga na impian, ulah ngaramekeun nu teu aya hartian, mendingan ngaramekeun acara dina kapaehan!"
'Liyeur aing ngobrol jeung dia!"
"kumaha aing bae oooooooh!".

Seraut Wajah Penuh Misteri

Seraut Wajah Penuh Misteri


Pelataran bambu itu terdengar lantunan angin malam nan melengkapi lamunanku akan mimpi di pucuk malam, seraut wajah menyapaku dalam malam. Senyum manisnya menamparku, tak terasa linangan air mata menetes tak menentu. Seraut wajah mendekapku dalam imaji, kahangatan mimpi seakan nyata.
Oh! aku tak mau bangun dari mimpi, walaupun terpaksa bangun akan kujadikan asa. Aku tak mau diperkosa imaji, tapi aku mau bersetubuh dengan imaji supaya seraut wajah penuh misteri ikut merasakannya juga.

Seraut wajah penuh misteri selalu datang tiap hembusan nafasku,
Seraut waja penuh misteri selalu mengajar imaji.
Seraut wajah penuh misteri selalu kembali walaupun dia berlari tuk pergi.
Seraut wajah penuh misteri kau paling hobi berteka teki.

Nyanyian malam dengan gemerlap mega-mega mengundang irama keindahan,
Gundah sirna, asa pun bangkit.
Seraut wajah penuh misteri aku selalu menanti, tapi tak mau dalam mimpi.
Menjelmalah kau jadi bidadari ku.



Binuangeun, 26 Januari 2011

oleh Fadri Irman pada 26 Januari 2011 

ranting telah patah

ranting telah patah

langkah adalah irama kehidupan.
belantara saksi takan terlupakan.
pasang surut itu kenyataan.
luka tergores menjadi ukiran.
aku terbang mencari kenyamanan.
ranting telah patah.
hinggap entah pada siapa.

oleh Fadri Irman pada 9 Juli 2010 jam 10:46

senandung kengiluan

senandung kengiluan

        karya. Fadri Irman

Senandung duka melantunkan kengiiluan
Emosi mengaga tapi tak biasa

Lolongan penguasa menjadi lantunan kepedihan
Janji fiktif melukiskan imaji
Aku pun  diperkosa harapan

Malingping, …Oktober 2010

lorong kehidupan

lorong kehidupan

karya: Fadri Irman
ruang kelabu menyusuri lorong kehidupan,
mentari redup pagi ini
angin menyisiri rambutku
rinaipun terjadi pagi ini.

oleh Fadri Irman pada 13 Januari 2010 

ingin dibaca

ingin dibaca

Tak tik tuk tok tok tok tek tek tek tak
Pang ping pung peng peng pong
Aku menganga di ujung surya
Menari di atas kepala
Car cir cur cer cer cer
Peluh merontokan sesah
Pengap memutar sesak
Ah
Aku ingin di baca sebelum senja menutup diri
Ah
Akulah penglompat kata-kata



Wanasalam, 24 April 2010



Karya, Fadri Irman S.pd

SAJADAH

SAJADAH
Karya: Fadri Irman

Mari semuanya membentangkan sajadah
kita menghadap -Nya
waktu menemui panggilan Illahi

Malingping, 31 Des' 09

SENJA DIPELABUHAN DUKA

SENJA DIPELABUHAN DUKA
Karya: Fadri Irman

senja dipelabuhan duka
waktu menyapu hari
gundah terpatri diri
terbuai imajinasi liar

gelora berpadu nafsu
hasrat tak kuasa
dentang membuyarkan mimpi

Malingping, 1 jan '10


SENJA MENYAPA

SENJA MENYAPA
                        Karya: Fadri Irman

alam menyapa dengan rinai
sejuk mengalunkan jiwa
awan menari di atas bukit
senja menyapa dengan senyum
Malingping, 30.12.2009

BIMBANG
                   Karya: Fadri Irman

hujan malu-malu
panas malas-malas
aku bimbang
Malingping, 30.12.2009

BUMI PERTIWI BERDUKA


BUMI PERTIWI BERDUKA
Karya: Fadri Irman

desember kelabu
langit menghitam
derai air mata menari
bumi pertiwi berduka
bendera setengah tiang berkibar layu

kau pergi meninggalkan arena!
kau lari dari panggung sandiwara!
kau merajut surgawi!

senyummu, guyonmu, tawamu, pola pikirmu menyatu dalam mimpi.

Malingping, 31.12.2009

pemerkosaan


pertiwi gerah melihat kekalutan,
perang kata-kata di media menjadi sarapan pagi hari,
pemerkosaan hak hal yanng biasa

                                  oleh Fadri Irman pada 23 Maret 2010 jam 21:00


hamparan

hamparan

hamparan kata-kata terbentang,
kucuil menjadi sebuah bahasa mutiara,
imaji kulabuhkan menjadi puisi

oleh Fadri Irman pada 23 Maret 2010 

cemas

cemas

perang intelektualpun dimulai,
cemas terlukis di paras anak pertiwi,
dengan senjata pemahaman dia menang.

oleh Fadri Irman pada 22 Maret 2010 jam 21:05

Asal kata

Asal kata


Kata menjadi harta
harta menjadi kaya
kaya menjadi tahta
tahta jadi rebutan.

oleh Fadri Irman pada 12 Mei 2010 

lunglai

lunglai

langkah lunglai tersungkur dalam kenestapaan,
terpuruk tak kuasa bangkit,
getir terbenam dalam sukman,
kilometer menjadi catatan sejarah,
kini tebungkam kepalsuan,
janji jadi ukiran hampa,
gersang hidup ku alami,
kering kerontang menggelegar hidup,
dahaga tak terobati,
penyesalan mekar kembali,
kau tampakan wajah palsumu,
yang selalu membuai mimpi,
aku mati rasa,
kau tanam bibit dusta di wajahmu,
sirna sudah auramu!


oleh Fadri Irman pada 10 Juli 2010 jam 11:04

tirai

tirai

kemana lagi kucari,
pengganti mawar nan layu,
adakah ini bisa berhenti,
aku benci! aku pasti!
getaran batin ini tak kuasa kulupakan,
tirai ini harus segera kututup.

oleh Fadri Irman pada 10 Juli 2010

kanvas

kanvas


terdengar sayup kerinduan,
terpatri masa lampau,
gundah membuai mimpi,

dikanfas ini pernag terlukis yang kini mulai pudar dimakan senja,
kuas mulai menari-nar di mencari keberadaan nan pasti,
kuarungi lautan tinta menggapai asa,
aura adinda kian hari kian sirna,
aku mulai mengembara di rimba kata-kata.
melepaskan penat nan kelabu,
aku masuk jurang maya dan berusaha bangkit walau tertatih-tatih,
pagi pasti kembali.

oleh Fadri Irman pada 10 Juli 2010

Perjalanan Hidup

Perjalanan Hidup

1. kita bertatap muka
2. kita bercengkrama
3. waktunya kita berpisah
4. sampai jumpa dilain waktu

Bagedur, 17 Des 2010
Fadri Irman

Menggores Duka

Menggores Duka

Sengau lantunkan ngiau
ngiau memekik ngau
ngau menampar ngilu
ngilu menusuk kau
kau kau kau
terbahak menggores duka

oleh Fadri Irman pada 18 Desember 2010 jam 13:50

kehidupan

kehidupan

Tik tak tik tak tik tak
tiktak tiktak tiktak tiktak
taktik taktik taktik taktik
Tak tik tak tik tak tik
kehidupan

oleh Fadri Irman pada 19 Desember 2010 jam 15:42

Rindu Belaian hati

Rindu Belaian hati



mengunci diri dalam resah
diambilnya dan ditangkap emosi nan mengaga,
terkapar diri dalam sukma
aku terpaku dalam remang
gundah diobok emosi
guncangan bertubi-tubi
seraut wajah menggebu
rindu belaian hati diprnghujung tahun

wanasalam, 30 Desember 2010
Fadri Irman

Aku Adalah Nol

Aku Adalah Nol

oleh Fadri Irman pada 31 Desember 2010 jam 13:59
Aku Adalah Nol
Karya. Fadri Irman

Tolong kau sibak telingamu
buka mata
kita telanjang
tanpa ketertutupan
ada apa dibalik ketertutupan
dusta yang selama ini kau selimuti
yang menjadikannya luka
aku bukanlah mesin, aku bukanlah robot
aku adalah nol
nol adalah aku
tanpa kompromi tanpa subsidi dan tanpa kontaminasi penjilat dan plagiat.

Malingping, 31 Desember 2010

Ungkapan Hati di Awal dan Akhir Tahun

Ungkapan Hati di Awal dan Akhir Tahun
Tuk Adinda
Karya Fadri Irman



Teng ! Dentang jam dinding, menghentakan tidurku. Pukul 00.00 dipenghujung tahun 2010dan di awal tahun2011.

 suara hatiku berteriak memekakan gundahku.

“Eh, hooaahhmmm...he-eh” ,  Ngantuk.

Hening sesaat, aku terlelap. tapi kucoba bangkit

“Lho, kemarin kan sudah janji sama Adinda”  dalam hati.

Aku ingat janjiku pada Adinda, perempuan yang menjadi asaku, yang sering memberi harapan dan semangat dalam menjalani hari-hariku.

Aku malah mencari posisi yang nyaman, untuk untaikan kata  melalui bahasa nurani.

“Hey, bangun! Bangun..bangun..banguuunnnn!!!”  rasaku memekik.
Ternyata aku bermimpi akan Adindan mengukir mega dengan utaian kata melalui kembang api.
“Adinda setiap langkahku hanya kaulah yang menjadi peta dalam menempuh perjalananku. Kau luapkan emosi nan menganga, kau hancurkan kebodohanku, kau, kau, kau, ohhh sudahlah emosingi menjadi ingin mematriku dalam hidupku”.batinku meronta.
“Hiihh, berisik!” suara bising memekakkan telingaku dan mengganggu konsetrasi.
Kaula muda asik berpesta pora,  tapi aku asik memainkan jari jemariku di atas tobol mesin tik tua.  Adinda kaulah langkah jariku menari, semoga kau memahami tulisan dipenghujung tahun ini.
“Adinda kau adalah melodi nan menjadikannya irama
Kau adalah diksi nan menjadikannya puisi
Kau adalah rotasi yang memutarkan bumi
Kau adalah rumus dalam ilmu aljabar
Kau adalah keberuntungan menurut tasauf
Kau adalah ranjau kebahagiaan”.
Hatiku menderu akan Adinda, Tapi hari sudah larut untuk itu kuputuskan unkapan hati in,i akan kulanjutkan melalui mimpi.
"Bobo lagi ahhhhhh"

                                                                                                                                              Malingping, 31 Desember 2010.

Kuluapkan Melalui Bahasa Hening

Kuluapkan Melalui Bahasa Hening
                                                           Karya: fadri irman


Keheningan malam terdampar jiwa yang ramai menjadi hening..
Ku jajaki asmara.
Asmara itu begitu terpatri pada sapuan pandangan...
hinggga tiap sudutnya termakna ketulusan yang membunga jiwa


Wahai gelombang cinta nan mengguncang sukma
yang rapuh memaknai cinta
Anganku terombang ambing akan parasmu yang merisaukan jiwa
Kuluapkan melalui bahasa hening
Bahwa kau adalah iga yang selam ini hilang dalam raga.

Malingping, 2 Januari 2011

SUMPAH

Haram jadah!
Najis!
Sesat!
Durhaka!
Laknat!
Tekutuk!
Mati ketabrak!
Masuk Comberan!
AKU SUMPAHIN BAGI PEJABAT ATAU YANG DIGAJI PEMERINTAH KALAU BEKERJANYA ASAL-ASALAN DAN TIDAK SUNGGUH-SUNGGUH. INGAT UANG RAKYAT ITU SEMUA YANG KALIAN MAKAN UNTUK MENGGAJI KALIAN. HARUS IKLAS DAN TEPAT WAKTU DALAM BEKERJA. HARAM YANG KALIAN MAKAN KALAUKALIAN MELALAIKAN PEKERJAAN.
INGAT AKU GA IKLAS KALAU KALIAN TIDAK SUNGGUH-SUNGGUH.
CAMKAN DIBENAK KALIAN.

Fadri Irman pada 16 Januari 2011 

Resah dalam kenikmatan

kiri kanan larak lirik
komat kamit jerat jerit
ah!
resah dalam kenikmatan.
irama rintihan memancarkan hasrat!
surga neraka!
surga neraka!
surga neraka!
surga neraka!
ah!
masa bodoh!
nikmati saja!

Rangkasbitung, 6 Februari 2011

Fadri Irman

kumatkamit

kumat maning
maning kumat
kumat kemot
kemot kumat
kumat kamit
kamit kumat dan
jadilah jadi
amit amit yang makin genit!

 Fadri Irman
5 September 2011

Jumat, 18 November 2011

Ladang Introspeksi


Ladang Introspeksi
Karya: Fadri Irman, S.pd


Deretan kata-kata
Tersaji seribu satu berita
Fenomena kehidupan kau hidangkan
Tanpa melirik golongan

Lika-liku pembuka tabir
Asik menggoyangkan pena

Kau adalah sahabat secangkir kopi
Di setiap pagi
Tempat mencari informasi
Tuk introspeksi

Dua belas purnama berlalu
Rasamu makin di percaya

Tapi!
Di belakang kata-kata
Bercucur peluh pencari berita
Tuk para pembaca setia

Wanasalam, 13 Februari 2007

Senin, 14 November 2011

PANCA CINTA

      PANCA CINTA

  1. Kasih sayang yang mesra
  2. Kemesraan yang tulus dan beradab
  3. Persatuan pengagum cinta
  4. Kemesraan yang dilandasi oleh aqidah dan akhlak
  5. Tak ada perselingkuhan bagi seluruh pengagum cinta
    Wanasalam, 28 November 2006

    Fadri Irman

PROKLAMASI CINTA


PROKLAMASI CINTA



Kami kaum pengagum cinta dengan ini
menyatakan kemerdekaan
Kasih Sayang Pengagum Cinta

Hal-hal yang mengenai

Pelecehan seksual, kawin paksa dan lain-lain
Mudah-mudahan takan terjadi
Diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya


Wanasalam, 28 November 2006
Atas nama pengagum cinta


Boleh siapa pun juga

Legenda Dua Sejoli


Legenda Dua Sejoli


Memori terindah takan pudar
Kenangan yang selalu jadi impian
Kemesraan menghanyutkan kehidupan
Senyuman semangat hidup

Hembusan udara menyejukan seluruh sukma
Rona matamu mendebarkan jiwa

Ketika kuarungi kehidupanmu
Ketika itu juga kehangatan hidup bangkit
Mengisahkan dua sejoli
Bak Rama dan Sinta

Purnama hiasan malam
Bintang mutiara imajinasi

Oh!
Perempuanku kan kujaga kemurnian cinta
Biar sari-sari cinta tetap bersemi
Dewi Amor sanglegenda kan mengukir kisah kita
                            
Wanasalam, 28 N0vember 2006
Fadri Pujangga putra

Jumat, 11 November 2011

Gambaran Umum Ilmu Bahasa (Linguistik)


Gambaran Umum Ilmu Bahasa (Linguistik)
Oleh: Deny A. Kwary

I. Pendahuluan

Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut:
The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology, psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and structural linguistics.”
Program studi Ilmu Bahasa mulai jenjang S1 sampai S3, bahkan sampai post-doctoral program telah banyak ditawarkan di universitas terkemuka, seperti  University of California in Los Angeles (UCLA), Harvard University, Massachusett Institute of Technology (MIT), University of Edinburgh, dan Oxford University. Di Indonesia, paling tidak ada dua universitas yang membuka program S1 sampai S3 untuk ilmu bahasa, yaitu Universitas Indonesia dan Universitas Katolik Atma Jaya.

II. Sejarah Perkembangan Ilmu Bahasa

Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa tradisional dan (2) linguistik modern.
2. 1 Tata Bahasa Tradisional
Pada zaman Yunani para filsuf meneliti apa yang dimaksud dengan bahasa dan apa hakikat bahasa. Para filsuf tersebut sependapat bahwa bahasa adalah sistem tanda. Dikatakan bahwa manusia hidup dalam tanda-tanda yang mencakup segala segi kehidupan manusia, misalnya bangunan, kedokteran, kesehatan, geografi, dan sebagainya. Tetapi mengenai hakikat bahasa – apakah bahasa mirip realitas atau tidak – mereka belum sepakat. Dua filsuf besar yang pemikirannya terus berpengaruh sampai saat ini adalah Plato dan Aristoteles.
Plato berpendapat bahwa bahasa adalah physei atau mirip realitas; sedangkan Aristoteles mempunyai pendapat sebaliknya yaitu bahwa bahasa adalah thesei atau tidak mirip realitas kecuali onomatope dan lambang bunyi (sound symbolism). Pandangan Plato bahwa bahasa mirip dengan realitas atau non-arbitrer diikuti oleh kaum naturalis; pandangan Aristoteles bahwa bahasa tidak mirip dengan realitas atau arbitrer diikuti oleh kaum konvensionalis. Perbedaan pendapat ini juga merambah ke masalah keteraturan (regular) atau ketidakteraturan (irregular) dalam bahasa. Kelompok penganut pendapat adanya keteraturan bahasa adalah kaum analogis yang pandangannya tidak berbeda dengan kaum naturalis; sedangkan kaum anomalis yang berpendapat adanya ketidakteraturan dalam bahasa mewarisi pandangan kaum konvensionalis. Pandangan kaum anomalis mempengaruhi pengikut aliran Stoic. Kaum Stoic lebih tertarik pada masalah asal mula bahasa secara filosofis. Mereka membedakan adanya empat jenis kelas kata, yakni nomina, verba, konjungsi dan artikel.
Pada awal abad 3 SM studi bahasa dikembangkan di kota Alexandria yang merupakan koloni Yunani. Di kota itu dibangun perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan. Para ahli dari kota itu yang disebut kaum Alexandrian meneruskan pekerjaan kaum Stoic, walaupun mereka sebenarnya termasuk kaum analogis. Sebagai kaum analogis mereka mencari keteraturan dalam bahasa dan berhasil membangun pola infleksi bahasa Yunani. Apa yang dewasa ini disebut "tata bahasa tradisional" atau " tata bahasa Yunani" , penamaan itu tidak lain didasarkan pada hasil karya kaum Alexandrian ini.
Salah seorang ahli bahasa bemama Dionysius Thrax (akhir abad 2 SM) merupakan orang pertama yang berhasil membuat aturan tata bahasa secara sistematis serta menambahkan kelas kata adverbia, partisipel, pronomina dan preposisi terhadap empat kelas kata yang sudah dibuat oleh kaum Stoic. Di samping itu sarjana ini juga berhasil mengklasifikasikan kata-kata bahasa Yunani menurut kasus, jender, jumlah, kala, diatesis (voice) dan modus.
Pengaruh tata bahasa Yunani sampai ke kerajaan Romawi. Para ahli tata bahasa Latin mengadopsi tata bahasa Yunani dalam meneliti bahasa Latin dan hanya melakukan sedikit modifikasi, karena kedua bahasa itu mirip. Tata bahasa Latin dibuat atas dasar model tata bahasa Dionysius Thrax. Dua ahli bahasa lainnya, Donatus (tahun 400 M) dan Priscian (tahun 500 M) juga membuat buku tata bahasa klasik dari bahasa Latin yang berpengaruh sampai ke abad pertengahan.
Selama abad 13-15 bahasa Latin memegang peranan penting dalam dunia pendidikan di samping dalam agama Kristen. Pada masa itu gramatika tidak lain adalah teori tentang kelas kata. Pada masa Renaisans bahasa Latin menjadi sarana untuk memahami kesusastraan dan mengarang. Tahun 1513 Erasmus mengarang tata bahasa Latin atas dasar tata bahasa yang disusun oleh Donatus.
Minat meneliti bahasa-bahasa di Eropa sebenarnya sudah dimulai sebelum zaman Renaisans, antara lain dengan ditulisnya tata bahasa Irlandia (abad 7 M), tata bahasa Eslandia (abad 12), dan sebagainya. Pada masa itu bahasa menjadi sarana dalam kesusastraan, dan bila menjadi objek penelitian di universitas tetap dalam kerangka tradisional. Tata bahasa dianggap sebagai seni berbicara dan menulis dengan benar. Tugas utama tata bahasa adalah memberi petunjuk tentang pemakaian "bahasa yang baik" , yaitu bahasa kaum terpelajar. Petunjuk pemakaian "bahasa yang baik" ini adalah untuk menghindarkan terjadinya pemakaian unsur-unsur yang dapat "merusak" bahasa seperti kata serapan, ragam percakapan, dan sebagainya.
Tradisi tata bahasa Yunani-Latin berpengaruh ke bahasa-bahasa Eropa lainnya. Tata bahasa Dionysius Thrax pada abad 5 diterjemahkan ke dalam bahasa Armenia, kemudian ke dalam bahasa Siria. Selanjutnya para ahli tata bahasa Arab menyerap tata bahasa Siria.
Selain di Eropa dan Asia Barat, penelitian bahasa di Asia Selatan yang perlu diketahui adalah di India dengan ahli gramatikanya yang bemama Panini (abad 4 SM). Tata bahasa Sanskrit yang disusun ahli ini memiliki kelebihan di bidang fonetik. Keunggulan ini antara lain karena adanya keharusan untuk melafalkan dengan benar dan tepat doa dan nyanyian dalam kitab suci Weda.
Sampai menjelang zaman Renaisans, bahasa yang diteliti adalah bahasa Yunani, dan Latin. Bahasa Latin mempunyai peran penting pada masa itu karena digunakan sebagai sarana dalam dunia pendidikan, administrasi dan diplomasi internasional di Eropa Barat. Pada zaman Renaisans penelitian bahasa mulai berkembang ke bahasa-bahasa Roman (bahasa Prancis, Spanyol, dan Italia) yang dianggap berindukkan bahasa Latin, juga kepada bahasa-bahasa yang nonRoman seperti bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Swedia, dan Denmark.

2. 2 Linguistik Modern
2. 2. 1 Linguistik Abad 19
Pada abad 19 bahasa Latin sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam pemerintahan atau pendidikan. Objek penelitian adalah bahasa-bahasa yang dianggap mempunyai hubungan kekerabatan atau berasal dari satu induk bahasa. Bahasa-bahasa dikelompokkan ke dalam keluarga bahasa atas dasar kemiripan fonologis dan morfologis. Dengan demikian dapat diperkirakan apakah bahasa-bahasa tertentu berasal dari bahasa moyang yang sama atau berasal dari bahasa proto yang sama sehingga secara genetis terdapat hubungan kekerabatan di antaranya. Bahasa-bahasa Roman, misalnya secara genetis dapat ditelusuri berasal dari bahasa Latin yang menurunkan bahasa Perancis, Spanyol, dan Italia.
Untuk mengetahui hubungan genetis di antara bahasa-bahasa dilakukan metode komparatif. Antara tahun 1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya. Pada tahun 1870 itu para ahli bahasa dari kelompok Junggramatiker atau Neogrammarian berhasil menemukan cara untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarbahasa berdasarkan metode komparatif.
Beberapa rumpun bahasa yang berhasil direkonstruksikan sampai dewasa ini antara lain:
1.      Rumpun Indo-Eropa: bahasa Jerman, Indo-Iran, Armenia, Baltik, Slavis, Roman, Keltik, Gaulis.
2.      Rumpun Semito-Hamit: bahasa Arab, Ibrani, Etiopia.
3.      Rumpun Chari-Nil; bahasa Bantu, Khoisan.
4.      Rumpun Dravida: bahasa Telugu, Tamil, Kanari, Malayalam.
5.      Rumpun Austronesia atau Melayu-Polinesia: bahasa Melayu, Melanesia, Polinesia.
6.      Rumpun Austro-Asiatik: bahasa Mon-Khmer, Palaung, Munda, Annam.
7.      Rumpun Finno-Ugris: bahasa Ungar (Magyar), Samoyid.
8.      Rumpun Altai: bahasa Turki, Mongol, Manchu, Jepang, Korea.
9.      Rumpun Paleo-Asiatis: bahasa-bahasa di Siberia.
10.  Rumpun Sino-Tibet: bahasa Cina, Thai, Tibeto-Burma.
11.  Rumpun Kaukasus: bahasa Kaukasus Utara, Kaukasus Selatan.
12.  Bahasa-bahasa Indian: bahasa Eskimo, Maya Sioux, Hokan
13.  Bahasa-bahasa lain seperti bahasa di Papua, Australia dan Kadai.
Ciri linguistik abad 19 sebagai berikut:
1)          Penelitian bahasa dilakukan terhadap bahasa-bahasa di Eropa, baik bahasa-bahasa Roman maupun nonRoman.
2)          Bidang utama penelitian adalah linguistik historis komparatif. Yang diteliti adalah hubungan kekerabatan dari bahasa-bahasa di Eropa untuk mengetahui bahasa-bahasa mana yang berasal dari induk yang sama. Dalam metode komparatif itu diteliti perubahan bunyi kata-kata dari bahasa yang dianggap sebagai induk kepada bahasa yang dianggap sebagai keturunannya. Misalnya perubahan bunyi apa yang terjadi dari kata barang, yang dalam bahasa Latin berbunyi causa menjadi chose dalam bahasa Perancis, dan cosa dalam bahasa Italia dan Spanyol.
3)          Pendekatan bersifat atomistis. Unsur bahasa yang diteliti tidak dihubungkan dengan unsur lainnya, misalnya penelitian tentang kata tidak dihubungkan dengan frase atau kalimat.

2. 2. 2 Linguistik Abad 20
Pada abad 20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian), Afrika (bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa Papua dan bahasa banyak negara di Asia). Ciri-cirinya:
1)      Penelitian meluas ke bahasa-bahasa di Amerika, Afrika, dan Asia.
2)      Pendekatan dalam meneliti bersifat strukturalistis, pada akhir abad 20 penelitian yang bersifat fungsionalis juga cukup menonjol.
3)      Tata bahasa merupakan bagian ilmu dengan pembidangan yang semakin rumit. Secara garis besar dapat dibedakan atas mikrolinguistik, makro linguistik, dan sejarah linguistik.
4)      Penelitian teoretis sangat berkembang.
5)      Otonomi ilmiah makin menonjol, tetapi penelitian antardisiplin juga berkembang.
6)      Prinsip dalam meneliti adalah deskripsi dan sinkronis
Keberhasilan kaum Junggramatiker merekonstruksi bahasa-bahasa proto di Eropa mempengaruhi pemikiran para ahli linguistik abad 20, antara lain Ferdinand de Saussure. Sarjana ini tidak hanya dikenal sebagai bapak linguistik modern, melainkan juga seorang tokoh gerakan strukturalisme. Dalam strukturalisme bahasa dianggap sebagai sistem yang berkaitan (system of relation). Elemen-elemennya seperti kata, bunyi saling berkaitan dan bergantung dalam membentuk sistem tersebut.
Beberapa pokok pemikiran Saussure:
(1)   Bahasa lisan lebih utama dari pada bahasa tulis. Tulisan hanya merupakan sarana yang mewakili ujaran.
(2)   Linguistik bersifat deskriptif, bukan preskriptif seperti pada tata bahasa tradisional. Para ahli linguistik bertugas mendeskripsikan bagaimana orang berbicara dan menulis dalam bahasanya, bukan memberi keputusan bagaimana seseorang seharusnya berbicara.
(3)   Penelitian bersifat sinkronis bukan diakronis seperti pada linguistik abad 19. Walaupun bahasa berkembang dan berubah, penelitian dilakukan pada kurun waktu tertentu.
(4)   Bahasa merupakan suatu sistem tanda yang bersisi dua, terdiri dari signifiant (penanda) dan signifie (petanda). Keduanya merupakan wujud yang tak terpisahkan, bila salah satu berubah, yang lain juga berubah.
(5)   Bahasa formal maupun nonformal menjadi objek penelitian.
(6)   Bahasa merupakan sebuah sistem relasi dan mempunyai struktur.
(7)   Dibedakan antara bahasa sebagai sistem yang terdapat dalam akal budi pemakai bahasa dari suatu kelompok sosial (langue) dengan bahasa sebagai manifestasi setiap penuturnya (parole).
(8)   Dibedakan antara hubungan asosiatif dan sintagmatis dalam bahasa. Hubungan asosiatif atau paradigmatis ialah hubungan antarsatuan bahasa dengan satuan lain karena ada kesamaan bentuk atau makna. Hubungan sintagmatis ialah hubungan antarsatuan pembentuk sintagma dengan mempertentangkan suatu satuan dengan satuan lain yang mengikuti atau mendahului.
Gerakan strukturalisme dari Eropa ini berpengaruh sampai ke benua Amerika. Studi bahasa di Amerika pada abad 19 dipengaruhi oleh hasil kerja akademis para ahli Eropa dengan nama deskriptivisme. Para ahli linguistik Amerika mempelajari bahasa-bahasa suku Indian secara deskriptif dengan cara menguraikan struktur bahasa. Orang Amerika banyak yang menaruh perhatian pada masalah bahasa. Thomas Jefferson, presiden Amerika yang ketiga (1801-1809), menganjurkan agar supaya para ahli linguistik Amerika mulai meneliti bahasa-bahasa orang Indian. Seorang ahli linguistik Amerika bemama William Dwight Whitney (1827-1894) menulis sejumlah buku mengenai bahasa, antara lain Language and the Study of Language (1867).
Tokoh linguistik lain yang juga ahli antropologi adalah Franz Boas (1858-1942). Sarjana ini mendapat pendidikan di Jerman, tetapi menghabiskan waktu mengajar di negaranya sendiri. Karyanya berupa buku Handbook of American Indian languages (1911-1922) ditulis bersama sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian tentang fonetik, kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk mengungkapkan makna. Pada tahun 1917 diterbitkan jurnal ilmiah berjudul International Journal of American Linguistics.
Pengikut Boas yang berpendidikan Amerika, Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi dinilai menghasilkan karya-karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi. Bukunya, Language (1921) sebagian besar mengenai tipologi bahasa. Sumbangan Sapir yang patut dicatat adalah mengenai klasifikasi bahasa-bahasa Indian.
Pemikiran Sapir berpengaruh pada pengikutnya, L. Bloomfield (1887-1949), yang melalui kuliah dan karyanya mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1914 Bloomfield menulis buku An Introduction to Linguistic Science. Artikelnya juga banyak diterbitkan dalam jurnal Language yang didirikan oleh Linguistic Society of America tahun 1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan buku Language yang mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni stimulus-response atau rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan oleh Skinner (1957) dari Universitas Harvard dalam pengajaran bahasa melalui teknik drill.
Dalam bukunya Language, Bloomfield mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.
Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik di masa setelah itu.
Bloomfield berpendapat fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan. Tata bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan adalah tata bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa lainnya yang memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah tata bahasa tagmemik yang dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap gatra diisi oleh sebuah elemen. Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu satuan yang disebut tagmem.
            Murid Sapir lainnya, Zellig Harris, mengaplikasikan metode strukturalis ke dalam analisis segmen bahasa. Sarjana ini mencoba menghubungkan struktur morfologis, sintaktis, dan wacana dengan cara yang sama dengan yang dilakukan terhadap analisis fonologis. Prosedur penelitiannya dipaparkan dalam bukunya Methods in Structural Linguistics (1951).
            Ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya Syntactic Structures (1957), yang kemudian disebut classical theory. Dalam perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya melalui Aspects of the Theory of Syntax (1965) disebut standard theory. Karena pendekatan teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif (generative syntax). Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teori extended standard theory. Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis buku generative semantics; tahun 1980 government and binding theory; dan tahun 1993 Minimalist program.

III. Paradigma

Kata paradigma diperkenalkan oleh Thomas Khun pada sekitar abad 15. Paradigma adalah prestasi ilmiah yang diakui pada suatu masa sebagai model untuk memecahkan masalah ilmiah dalam kalangan tertentu. Paradigma dapat dikatakan sebagai norma ilmiah. Contoh paradigma yang mulai tumbuh sejak zaman Yunani tetapi pengaruhnya tetap terasa sampai zaman modern ini adalah paradigma Plato dan paradigma Aristoteles. Paradigma Plato berintikan pendapat Plato bahwa bahasa adalah physei atau mirip dengan realitas, disebut juga non-arbitrer atau ikonis. Paradigma Aristoteles berintikan bahwa bahasa adalah thesei atau tidak mirip dengan realitas, kecuali onomatope, disebut arbitrer atau non-ikonis. Kedua paradigma ini saling bertentangan, tetapi dipakai oleh peneliti dalam memecahkan masalah bahasa, misalnya tentang hakikat tanda bahasa.
Pada masa tertentu paradigma Plato banyak digunakan ahli bahasa untuk memecahkan masalah linguistik. Penganut paradigma Plato ini disebut kaum naturalis. Mereka menolak gagasan kearbitreran. Pada masa tertentu lainnya paradigma Aristoteles digunakan mengatasi masalah linguistik. Penganut paradigma Aristoteles disebut kaum konvensionalis. Mereka menerima adanya kearbiteran antara bahasa dengan realitas.
Pertentangan antara kedua paradigma ini terus berlangsung sampai abad 20. Di bidang linguistik dan semiotika dikenal tokoh Ferdinand de Saussure sebagai penganut paradigma .Aristoteles dan Charles S. Peirce sebagai penganut paradigma Plato. Mulai dari awal abad 19 sampai tahun 1960-an paradigma Aristoteles yang diikuti Saussure yang berpendapat bahwa bahasa adalah sistem tanda yang arbitrer digunakan dalam memecahkan masalah-masalah linguistik. Tercatat beberapa nama ahli linguistik seperti Bloomfield dan Chomsky yang dalam pemikirannya menunjukkan pengaruh Saussure dan paradigma Aristoteles. Menjelang pertengahan tahun 60-an dominasi paradigma Aristoteles mulai digoyahkan oleh paradigma Plato melalui artikel R. Jakobson "Quest for the Essence of Language" (1967) yang diilhami oleh Peirce. Beberapa nama ahli linguistik seperti T. Givon, J. Haiman, dan W. Croft tercatat sebagai penganut paradigma Plato.

IV. Cakupan dan Kemaknawian Ilmu Bahasa

            Secara umum, bidang ilmu bahasa dibedakan atas linguistik murni dan linguistik terapan. Bidang linguistik murni mencakup fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Sedangkan bidang linguistik terapan mencakup pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi, dan lain-lain. Beberapa bidang tersebut dijelaskan dalam sub-bab berikut ini.
4. 1 Fonetik
            Fonetik mengacu pada artikulasi bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah berhasil menentukan cara artikulasi dari berbagai bunyi bahasa dan membuat abjad fonetik internasional sehingga memudahkan seseorang untuk mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada dalam bahasa ibunya. Misalnya dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang nyata antara bunyi tin dan thin, dan antara they dan day, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak. Dengan mempelajari fonetik, orang Indonesia akan dapat mengucapkan kedua bunyi tersebut dengan tepat.
            Abjad fonetik internasional, yang didukung oleh laboratorium fonetik, departemen linguistik, UCLA, penting dipelajari oleh semua pemimpin, khususnya pemimpin negara. Dengan kemampuan membaca abjad fonetik secara tepat, seseorang dapat memberikan pidato dalam ratusan bahasa. Misalnya, jika seorang pemimpin di Indonesia mengadakan kunjungan ke Cina, ia cukup meminta staf-nya untuk menerjemahkan pidatonya ke bahasa Cina dan menulisnya dengan abjad fonetik, sehingga ia dapat memberikan pidato dalam bahasa Cina dengan ucapan yang tepat. Salah seorang pemimpin yang telah memanfaatkan abjad fonetik internasional adalah Paus Yohanes Paulus II. Ke negara manapun beliau berkunjung, beliau selalu memberikan khotbah dengan menggunakan bahasa setempat. Apakah hal tersebut berarti bahwa beliau memahami semua bahasa di dunia? Belum tentu, namun cukup belajar fonetik saja untuk mampu mengucapkan bunyi ratusan bahasa dengan tepat.

4. 2 Fonologi
            Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, ada gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem fonologisnya terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem fonologis bahasa Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem fonologis bahasa Inggris. Kemaknawian utama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan di dunia internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika disesuaikan dengan sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.

4. 3 Morfologi
            Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya akhiran -­en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran -­en tidak dapat direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.

4. 4 Sintaksis
            Analisis sintaksis mengacu pada analisis frasa dan kalimat. Salah satu kemaknawiannya adalah perannya dalam perumusan peraturan perundang-undangan. Beberapa teori analisis sintaksis dapat menunjukkan apakah suatu kalimat atau frasa dalam suatu peraturan perundang-undangan bersifat ambigu (bermakna ganda) atau tidak. Jika bermakna ganda, tentunya perlu ada penyesuaian tertentu sehingga peraturan perundang-undangan tersebut tidak disalahartikan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

4. 5 Semantik
            Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Analisis semantik mampu menunjukkan bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku kata ‘pl’ memiliki arti sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk nama produk/benda yang cekung. Ahli semantik juga dapat membuktikan suku kata apa yang cenderung memiliki makna yang negatif, sehingga suku kata tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama produk asuransi. Sama halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa saja yang sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.
4. 6 Pengajaran Bahasa
Ahli bahasa adalah guru dan/atau pelatih bagi para guru bahasa. Ahli bahasa dapat menentukan secara ilmiah kata-kata apa saja yang perlu diajarkan bagi pelajar bahasa tingkat dasar. Para pelajar hanya langsung mempelajari kata-kata tersebut tanpa harus mengetahui bagaimana kata-kata tersebut disusun. Misalnya kata-kata dalam buku-buku Basic English. Para pelajar (dan guru bahasa Inggris dasar) tidak harus mengetahui bahwa yang dimaksud Basic adalah B(ritish), A(merican), S(cientific), I(nternational), C(ommercial), yang pada awalnya diolah pada tahun 1930an oleh ahli linguistik C. K. Ogden. Pada masa awal tersebut, Basic English terdiri atas 850 kata utama.
Selanjutnya, pada tahun 1953, Michael West menyusun General Service List yang berisikan dua kelompok kata utama (masing-masing terdiri atas 1000 kata) yang diperlukan oleh pelajar untuk dapat berbicara dalam bahasa Inggris. Daftar tersebut terus dikembangkan oleh berbagai universitas ternama yang memiliki jurusan linguistik. Pada tahun 1998, Coxhead dari Victoria University or Wellington, berhasil menyelesaikan suatu proyek kosakata akademik yang dilakukan di semua fakultas di universitas tersebut dan menghasilkan Academic Wordlist, yaitu daftar kata-kata yang wajib diketahui oleh mahasiswa dalam membaca buku teks berbahasa Inggris, menulis laporan dalam bahasa Inggris, dan tujuannya lainnya yang bersifat akademik.
            Proses penelitian hingga menjadi materi pelajaran atau buku bahasa Inggris yang bermanfaat hanya diketahui oleh ahli bahasa yang terkait, sedangkan pelajar bahasa dapat langung mempelajari dan memperoleh manfaatnya. Sama halnya dalam ilmu kedokteran, proses penelitian hingga menjadi obat yang bermanfaat hanya diketahui oleh dokter, sedangkan pasien dapat langsung menggunakannya dan memperoleh manfaatnya.

4. 7 Leksikografi
            Leksikografi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji cara pembuatan kamus. Sebagian besar (atau bahkan semua) sarjana memiliki kamus, namun mereka belum tentu tahu bahwa penulisan kamus yang baik harus melalui berbagai proses.
Dua nama besar yang mengawali penyusunan kamus adalah Samuel Johnson (1709-1784) dan Noah Webster (1758-1843). Johnson, ahli bahasa dari Inggris, membuat Dictionary of the English Language pada tahun 1755, yang terdiri atas dua volume. Di Amerika, Webster pertama kali membuat kamus An American Dictionary of the English Language pada tahun 1828, yang juga terdiri atas dua volume. Selanjutnya, pada tahun 1884 diterbitkan Oxford English Dictionary yang terdiri atas 12 volume.
Saat ini, kamus umum yang cukup luas digunakan adalah Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Mengapa kamus Oxford? Beberapa orang mungkin secara sederhana akan menjawab karena kamus tersebut lengkap dan cukup mudah dimengerti. Tidak banyak yang tahu bahwa (setelah tahun 1995) kamus tersebut ditulis berdasarkan hasil analisis British National Corpus yang melibatkan cukup banyak ahli bahasa dan menghabiskan dana universitas dan dana negara yang jumlahnya cukup besar. Secara umum, definisi yang diberikan dalam kamus tersebut seharusnya dapat mudah dipahami oleh pelajar karena semua entri dalam kamus tersebut hanya didefinisikan oleh sekelompok kosa kata inti. Bagaimana kosa-kata inti tersebut disusun? Tentu hanya ahli bahasa yang dapat menjelaskannya, sedangkan para sarjana dan pelajar dapat langsung saja menikmati dan menggunakan berbagai kamus Oxford yang ada dipasaran.

V. Penutup

Penelitian bahasa sudah dimulai sejak abad ke 6 SM, bahkan perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan sudah dibangun sejak awal abad 3 SM di kota Alexandria. Kamus bahasa Inggris, Dictionary of the English Language, yang terdiri atas dua volume, pertama kali diterbitkan pada tahun 1755; dan pada tahun 1884 telah diterbitkan Oxford English Dictionary yang terdiri atas 12 volume. Antara 1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya.
Salah satu buku awal yang menjelaskan mengenai ilmu bahasa adalah buku An Introduction to Linguistic Science yang ditulis oleh Bloomfield pada tahun 1914. Jurnal ilmiah internasional ilmu bahasa, yang berjudul International Journal of American Linguistics, pertama kali diterbitkan pada tahun 1917.
Ilmu bahasa terus berkembang dan semakin memainkan peran penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan semakin majunya program pascasarjana bidang linguistik di berbagai universitas terkemuka (UCLA, MIT, Oxford, dll). Buku-buku karya ahli bahasa pun semakin mendapat perhatian. Salah satu buktinya adalah buku The Comprehensive Grammar of the English Langauge, yang terdiri atas 1778 halaman, yang acara peluncurannya di buka oleh Margareth Thatcher, pada tahun 1985. Respon yang luar biasa terhadap buku tersebut membuatnya dicetak sebanyak tiga kali dalam tahun yang sama. Buku tata bahasa yang terbaru, The Cambridge Grammar of the English Language, tahun 2002, yang terdiri atas 1842 halaman, ditulis oleh para ahli bahasa yang tergabung dalam tim peneliti internasional dari lima negara.


Pustaka Acuan
Robins, R.H. 1990. A Short History of Linguistics. London: Longman.
Fromkin, Victoria & Robert Rodman. 1998. An Introduction to Language (6th Edition). Orlando: Harcourt Brace College Publishers.
Hornby, A.S. 1995. Oxford Advanced Learner’s Dictionary (5th edition). Oxford: Oxford University Press.
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University Press.